Nina Sayers (Natalie Portman) adalah wanita
berusia 28 tahun yang berprofesi sebagai penari balet profesional untuk New
York City Ballet Company. Di kalangan rekan seprofesinya, Nina dikenal sebagai
sosok berbakat yang diprediksi akan memiliki karier cemerlang di dunia balet. Suatu
hari, direktur artistik Thomas Leroy (Vincent Cassel) mengumumkan bahwa ia akan
menggelar audisi untuk pementasan Swan Lake. Ia membutuhkan seorang penari
yang mampu berperan sebagai Odette dan Odile, dua angsa dengan kepribadian yang
bertolak belakang. Nina langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi.
Lagi-lagi, semua orang terpana melihat penampilannya. Meski sukses memerankan
sang angsa putih, Odette, Leroy merasa Nina belum mampu memperlihatkan sisi
jahat Odile. Pernyataan ini membuat Nina merasa kecewa. Ia bahkan memohon agar
Leroy memasukkan namanya sebagai penari Swan Lake. Beruntung, Nina akhirnya
mendapat kesempatan untuk bergabung dalam pementasan tersebut. Sayangnya, Nina
tidak mengetahui jika langkah ini merupakan awal dari bencana yang akan
menimpanya. Semua berawal saat Leroy memperkenalkan penari baru di New York
City Ballet Company, Lily (Mila Kunis). Leroy pun meminta Nina untuk
mempelajari teknik yang dimiliki Lily. Ia juga menambahkan bahwa Nina harus
bisa menjadi seperti rekannya itu. Kehadiran Lily mulai membuat Nina tertekan,
terlebih saat rekan-rekannya juga mulai melihat potensi besar dalam diri sang
pendatang baru. Puncaknya saat Leroy menunjuk Lily sebagai penari cadangan di
Swan Lake, Nina mulai terserang paranoia.
Film ini membawa kita sebagai penonton ke dunia
penari balet, sutradara Darren Aronofsky benar-benar membuat kita
para penonton memandang suatu yang berbeda tentang penari balet karena biasanya
kita hanya melihat penari balet yang hanya memakai baju ketat dengan rok mekar
di bagian pinggangnya dan kaki mereka yang sangat lentur, tetapi di film ini
kita akan melihat sisi berbeda dari seorang penari balet yang memerankan suatu
cerita yang di anggap sangat sulit oleh ahli balet yaitu cerita Swan Lake. Swan
Lake sendiri merupakan suatu cerita tentang “Gadis perawan manis dan alami
terjebak dalam tubuh seekor angsa dia mendambakan kebebasan dan hanya cinta
sejati yang bisa mematahkan kutukannya dan harapannya hanya terwujud dalam
sosok seorang pangeran namun sebelum ia menyatakan cintanya kembarannya yang
licik Angsa Hitam menipu dan merayu pangeran. Saat Angsa putih merasa merana ia
terjun dari tebing untuk bunuh diri dan dalam kematiannya ia menemukan
kebebasan”. Yang menjadi ciri khas dalam tarian Swan Lake ini adalah seorang
penari harus bisa menampilkan dua tarian yang berbeda dan penuh penjiwaan dari
Angsa putih yang terkenal baik dan Angsa hitam yang terkenal jahat. Nina Sayers
adalah tokoh utama penari balet di film ini, saat disebutkan ada audisi untuk
mencari pemeran Ratu Angsa (Angsa putih dan Angsa hitam) ia menjadi sangat
antusias dan bersemangat.
Nina
adalah seorang perempuan muda yang tumbuh dalam keluarga yang hanya memiliki
ibu tunggal sehingga ibunya adalah seorang yang over protektif kepada Nina meskipun
ibunya sangat mendukung impian anaknya. Hal inilah yang sedikit membentuk
karakter Nina yang menjadi sedikit ambisius terhadap apa yang harus ia dapatkan
termasuk peran ratu angsa, saat Nina mengetahui bahwa teman lainnya yang akan
mendapatkan peran tersebut ia menjadi sangat sedih dan mencoba langsung
bertanya kepada direkturnya Thomas
Leroy mengapa bukan dirinya padahal dirinya mampu memerankan keduanya
sang direktur hanya menjawab untuk Angsa putih kau tidak ada masalah tetapi
untuk angsa hitam kau sangat bermasalah. Dengan rasa kecewanya Nina pulang
kerumah dan mencoba tarian untuk angsa hitam tetapi karena terlalu cepat ia
menjadi cedera di bagian kuku kakinya. Saat keesokan harinya ia mendengar bahwa
sudah diumumkan siapa yang akan memerankan ratu angsa Nina dengan rasa
kecewanya melihat bahwa namanyalah yang tertulis disana, semua teman-temannya
memberi selamat dan Ninapun menangis bahagia. Saat Nina memberitahukan kepada
ibunya bahwa ia yang terpilih langsung saja sang ibu membeli kue tart ukuran
besar untuk perayaan tetapi saat Nina menolak untuk memakannya sang ibu menjadi
marah dan hendak membuang kue tersebut dengan terpaksa Nina memakan kue itu.
Setelah
Nina memerankan ratu angsa ia mulai mengalami halusinasi yang lumayan ekstrim
seperti bagian tulang sayap belakangnya terlihat ada ruam yang berdarah, kuku
jarinya yang berdarah, saat mandi dirinya seperti ada yang meneteskan darah di
bathtubnya dan semakin hari semakin parah. Nina mencoba tenang dan terus
berkonsentrasi. Saat selesai latihan sang ratu angsa ia melihat penari baru
yang bernama Lily sedang berlatih dan Thomas memberitahukan kepada Nina bahwa
gerakan Lily adalah “gerakan berantak tetapi lentur karena ia menarikannya tanpa berpikir
dan berpura-pura”. Saat Nina bertemu secara langsung dan mengobrol
kepada Lily ia merakan ada sesuatu yang menarik dari seorang Lily, dimulailah
pertemanan mereka dan Lily mencoba untuk mengajak Nina keluar rumah saat sudah
malam hari dan tentu saja ibu Nina marah dan pasrah saat Nina tetap pergi dan
pulang pagi harinya dengan keadaan teler obat dan minuman keras. Didalam
pikirannya yang terpengaruh obat ia dan Lily bermalam bersama dan saat keesokan
paginya ia melihat Lily menarikan ratu angsa Nina menjadi kecewa karena
menurutnya Lily hanya berpura-pura baik dan ia sangat menginginkan peran
utamanya itu. Halusinani Nina menjadi semakin parah saat gladi bersih dan
puncak acara Swan Lake keesokan harinya yang seblumya hanya darah sekarang Nina
mulai melihat sosok lain yang berwujud dirinya sedang melakukan kejahatan.
Saat
puncak acara Nina yang datang terlambat karena sakit semakin merasa kecewa saat
tiba dia melihat perannya digantikan oleh Lily tetapi ia tidak menghiraukannya
dan langsung anek keatas panggung untuk mulai memerankan angsa putih dan Nina
melakukan kesalahan hingga terjatuh, saat ia harus memerankan angsa hitam
dengan rasa malunya karena kejadian terjatuh tadi ia malah memerankannya dengan
sempurna seolah-olah sosok angsa hitam itu benar-benar hidup. Tetapi Nina mulai
halusinasi lagi dan merasa Lily akan merebut perannya sehingga ia mulai menusuk
Lily dengan kaca tetapi saat ia sadar bahwa bukan Lily yang ia tusuk melainkan
dirinya sendiri. Nina tetap menyelesaikan perannya itu hingga tamat diatas
panggung meski perutnya berdarah.
“Aku
merakannya, Aku Merasa Sempurna, Sempurna”
Bagi
yang takut darah mungkin disarankan untuk menontokan film ini da film ini juga
termasuk ke dalam genre film 21+ karena ada agedan dewasanya. Di film ini kita
diajarkan bahwa apa yang kita inginkan dan apa yang sudah didapatkan harus tahu
bahwa semua itu ada batasannya untuk didapatkan dan diinginkan karena bila
terlalu berlebih bisa merusak diri sendiri dan lingkungan kita. Nina yang
dibesarkan oleh seorang ibu over protektif sedangkan dirinya adalah seorang yang
ambisius dan ingin mengenal hal baru menjadi sangat sungkan saat harus bergaul
dan bingung untuk mencurahkan isi hatinya kepada siapa sehingga tekanan-tekanan
yang ia terima saat mulai mendapatkan peran ratu angsa tidak dapat kelaur
dengan maksimal sehingga di alam bawah sadarnya Nina menciptkan imajinasinya
sendiri tanpa ia sadari. Bagi orang tua bahwa dengan mengekang anaknya ia dapat
melindungi mereka dari hal-hal yang negative tidaklah salah tetapi memberi
kepercayaan dan kebebasan untuk anak agar mereka bergaul dan bersenang-senang
juga adalah suatu hal yang penting.
Note : Ini hanya rating yang kami berikan yah, Rating bisa naik atau turun yah. Selamat menonton yah ☺❤ Note :Gambar-gambar di ambil dari google yahh dan gambar adegan berdasarkan pada adegan film ☺❤ |
No comments:
Post a Comment