°°°𝗥𝗲𝘃𝗶𝗲𝘄°°° °𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗣𝘀𝗶𝗸𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶° °𝗥𝗲𝘃𝗶𝗲𝘄°𝗕𝘂𝗸𝘂 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹° °𝗦𝗶𝗻𝗼𝗽𝘀𝗶𝘀°𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗛𝗼𝗿𝗼𝗿,𝗱𝗹𝗹° °𝗦𝗶𝗻𝗼𝗽𝘀𝗶𝘀°𝗗𝗿𝗮𝗺𝗮 𝗖𝗵𝗶𝗻𝗮➡️𝗞𝗼𝗿𝗲𝗮➡️𝗧𝗵𝗮𝗶𝗹𝗮𝗻𝗱° °°°𝗞𝗹𝗶𝗸 𝗹𝗶𝗻𝗸 𝗱𝗶𝗯𝗮𝘄𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶°°°

Responsive Advertisement

°°°

°°°
Powered By Blogger

January 12, 2022

Cinderella Man



Penulis                         : Marc Cerasini

Jumlah Halaman         : 402



Cover Saat Dijadikan Film


Sinopsis Buku

Jim Braddock, seorang petinju kelas berat-ringan, pernah memiliki karir bertinju yang sangat menjanjikan. Namun, ia terpaksa menggantungkan sarung tinjunya setelah mengalami serangkaian kekalahan dan patah tangan. Ketika AS memasuki era depresi hebat, Braddock melakoni pekerjaan kasar apa saja guna menghidupi istri dan ketiga anaknya. Bahkan terakhir ia menjadi kuli di pelabuhan hanya demi sedikit makanan untuk keluarganya. Rasa lapar telah menjadi kawan akrab mereka.

Setelah lama tak bertarung, putaran roda takdir membawanya kembali ke atas ring mengahadpi petinju peringkat dua penantang juara dunia… hanya demi 250 dolar! Yang menyedihkan, karena sama sekali tak punya uang untuk membeli perlengkapan bertinju ia harus mengenakan celana pinjaman dalam pertandingan itu.

Tak disangka, ia menang. Semua orang dibuat kagum, seakan tak memedulikan cedera tanganya yang terus mendera dan tubuhnya yang jauh lebih ringan ketimbang para lawannya, Braddock terus menang. Ia bertarung demi harapan dan mimpi-mimpi keluarganya, demi mengusir rasa alapar dari perut istri dan ketiga anaknya. Akhirnya Braddock harus menhadapi Max Baer, juara dunia tinju kelas berat yang terkenal karena telah membunuh dua orang lawannya diatas ring. Pertarungan ini sangat mungkin menghancurkannya. Namun Cinderella Man harus melakukannya… demi orang-orang yang dicintainya.


Kutipan Didalam Buku

“Ketika bel berdentang, kau ada disana untuk menang”


Review Buku

Dalam buku ini penulis Marc Cerasini menceritakan sebuah kisah perjuangan hidup seorang petinju yang bernama Jim Braddock, Jim Braddock awalnya adalah seorang pria berkeluarga yang hanya ingin semua kebutuhan keluarganya terpenuhi tetapi disamping itu ia memiliki bakat di bidang tinju yang akhirnya menjadi tempat ia mencari uang untuk keluarganya. Dari ring satu ke ring lain selama bertahun-tahun sampai akhirnya nama Jim Braddock terkenal sebagai petinju terhebat. Tetapi mungkin seperti roda yang berputar Jim Braddock mengalami cedera yang cukup parah saat ia bertanding sehingga ia harus beristirahat total selama dua minggu.

Karena daftar pertandingan sudah keluar sehingga Jim Braddock tetap harus bertanding meski taangannya mengalami cedera selain itu ia sangat membutuhkan uang untuk keluarganya.Saat bertanding Jim Braddock mengalami kesulitan menghadapi musuhnya karena cedera tangannya itu sehingga pertandingan itu menjadi kacau sehingga Jim Braddock di nonaktifkan sebagai petinju dan ia pulang dengan tangan kosong karena pertandingan yang kacau dianggap Jim Braddock tidak pantas mendapatkan bayaran. Setelah kejadian ini Jim Braddock dan sang istri, Mae mulailah dengan mencari pekerjaan lain sambal menunggu cedera tangan sang suami sembuh,

Jim Braddock mulai dengan bekerja kasar dan hal lainnya yang penting menghasilkan uang dan Mae mulai menerima jahitan dan mengantri sup dan roti gratis yang panjang untuk keluarganya. Awalnya mengantri panjang sulit dilakukan oleh Jim Braddock dan Mae tetapi lama kelamaan sudah menjadi terbiasa. Saat benar-benar kekurangan uang tetapi tagihan membengkak akhirnya Jim Braddock menjual sarung tinju kesayangannya demi keluarganya, saat menyerahkan sarung tinju itu Jim Braddock mulai menguliahi dirinya agar menjadi tegar dan rela, “Apa yang mesti aku keluhkan? Aku sudah mengalami hari-hariku di arena, kan? Aku telah mendapatkan kesempatan merebut gelar. Lebih daripada yang pernah didapatkan”.

Manajer lama Jim Braddock datang mencari dirinya untuk memberikan informasi bahwa Jim Braddock bisa kembali lagi keatas ring karena ia telah menemukan satu pertandingan yang cocok untuk Jim Braddock. Tetapi Jim Braddock menolak karena dirinya sudah lama sekali tidak bertanding. Sang manajer yang bernama Gould membujuk Jim Braddock dengan hanya satu pertandingan ini saja untuk uangnya yang cukup besar sehingga Jim Braddock akhirnya menyetujui dan mulai bertanding dengan hasil kemenangan dan uang yang dibawa pulang. Kehidupan keluarga Jim Braddock mulai membaik sehingga akhirnya Jim Braddock memutuskan untuk kembali ke diatas ring untuk bertanding satu demi satu hingga akhir hidupnya sebagai petinju dan sang juara yang memiliki kerendahan hati.

Novel ini merupakan novel yang luar biasa saat kita baca karena didalamnya kita sebagi pembaca benar-benar merasakan kehidupan seorang petinju Jim Braddock yang jatuh bangun, kita akan merasa senang dan bahagia saat keluarga Jim Braddock merasakan kebahagiaan tetapi saat keluarga Jim Braddock merasakan kepahitan dan kesengsaraan kita sebagai pembaca juga benar-benar merasakan hingga ingin menangis. Novel ini boleh dibaca oleh 17+ karena ada adegan kekerasan didalamnya.

Kutipan kalimat dari Jim Braddock sebelum wafat,

“Memiliki dan kemudian kehilangan gelar. Kita harus selalu menyadari bahawa diri kita bukan orang terhebat di dunia. Mungkin ada orang lain yang lebih baik. Begitulah selalu. Begitulah dunia tinju. Sang juara tak bertahan selamanya. Selalu ada orang lain yang datang untuk mengalahkan. Itu hukum alam”


Rating

Note : Ini hanya rating yang kami berikan yah, Rating bisa naik atau turun yah. Selamat membaca yah ☺❤


 

No comments:

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();

°°°

°°°

°°°

°°°

SoraBook

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi ermentum.Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi fermentum.




°°°

°°°

°°°

°°°