°°°𝗥𝗲𝘃𝗶𝗲𝘄°°° °𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗣𝘀𝗶𝗸𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶° °𝗥𝗲𝘃𝗶𝗲𝘄°𝗕𝘂𝗸𝘂 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹° °𝗦𝗶𝗻𝗼𝗽𝘀𝗶𝘀°𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗛𝗼𝗿𝗼𝗿,𝗱𝗹𝗹° °𝗦𝗶𝗻𝗼𝗽𝘀𝗶𝘀°𝗗𝗿𝗮𝗺𝗮 𝗖𝗵𝗶𝗻𝗮➡️𝗞𝗼𝗿𝗲𝗮➡️𝗧𝗵𝗮𝗶𝗹𝗮𝗻𝗱° °°°𝗞𝗹𝗶𝗸 𝗹𝗶𝗻𝗸 𝗱𝗶𝗯𝗮𝘄𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶°°°

Responsive Advertisement

°°°

°°°
Powered By Blogger

December 26, 2021

Oei Tiong Ham (Raja Gula Dari Semarang)-True Story


 

Penulis                         : Liem Tjwan Ling

Jumlah Halaman         : 283


Sinopsis Buku

Oei Tiong Ham merupakan sosok pengusaha sukses dan salah satu orang terkaya di Asia Tenggara pada awal abad ke-19. Di usianya yang ke-24, Oei Tiong Ham telah berhasil menjadikan dirinya pengusaha terkemuka di bidang palawija dan terutama gula hingga dijuluki Raja Gula. Enam belas tahun kemudian, Oei Tiong Ham concern, usaha yang dipimpinnya telah menjadi perusahaan multinasional yang menjangkau mulai dari Asia Tenggara, Asia Selatan hingga Eropa. Buku ini tidak hanya menyajikan kehidupan pribadi Oei Tiong Ham, istri dan putrinya yang kelak menjadi istri duta besar Tiongkok untuk Inggris, Madame Wellington Koo.

Perkembangan Oei Tiong Ham concern yang menggurita dalam waktu singkat dan masa-masa kemundurannya juga dituturkan dengan lugas. Lie Tjwan Ling, penulis buku ini adalah seorang cendekiawan yang menurut Madame Wellington Koo cukup mengenal kepribadian Oei Tiong Ham. “Mr. Lie sesungguhnya mengenal kepribadian ayah saya oleh karenanya, tabiat yang sebenarnya dari ayah saya mendapat kenyataannya dalam karya ini. … satu hal yang menonjol pada Liem Tjwan Ling yaitu beliau telah menyingkirkan desas-desus dan isu-isu serta macam kata-kata yang mengandung iri hati yang selalu mengitari laki-laki yang berhasil. Juga beliau telah memerlukan menggali fakta-fakta yang sebenarnya dan secara menarik sekali telah disguhkan olehnya di sini”.



Kutipan Didalam Buku

Pepatah kuno mengatakan : “bilamana seseorang memiliki angan-angan dan batin yang becik, maka maksud dan tujuan angan-angan itu pasti terkabul”




Review Buku

Bagi yang sudah membaca buku Oei Hui Lan pasti sudah mengenal tokoh yang bernama Oei Tiong Ham, Oei Tiong Ham adalah ayah dari Oei Hui Lan yang terkenal sebagai pengusaha gula yang sangat sukses. Kisah inilah yang akan ulas di dalam buku dengan karya Liem Tjwan Ling, Liem Tjwan Ling membawa kita tahun kehidupan dan kejayaan seorang raja gula yang terkenal juga memiliki banyak gundik dan anak. Oei Tiong Ham berasal dari keluarga imigran dari Tiongkok, ayahnya (Oei Tjie Sien) adalah seorang pendiri firma Kian Gwan dan ibunya (Nyonya Oei Tjie Sien), seperti anak-anak yang pada umumnya memiliki sifat nakal dan boros begitu pula Oei Tiong Ham karena sifat borosnya ini ia dimarahi dan dihukum oleh sang ayah tetapi saat ia dihukum ia membisiki ibunya “bahwa dikemudian hari ia akan 50 kali lebih kaya dari ayahnya”. Entah itu niat awal yang akhirnya menjadi cikal bakal seorang Oei Tiong Ham atau hanya emosi sesaat karena disebut pemboros oleh ayahnya tetapi hal ini menjadi kenyataan dikemudian hari.





Meski ayahnya Oei Tiong Ham terlihat terlalu tegas dalam mendidik anak-anaknya tetapi ia memiliki pandangan dalam dunia perdagangan cukup tajam, ia dapat melihat gelagat terhadap anak-anaknya bahwa siapa diantara mereka yang dapat diandalkan untuk kemudian hari memimpin perusahaannya sampai turun menurun dan pilihan itu jatuh kepada Oei Tiong Ham sedangkan anak-anak lainnya diberi tanah-tanah persil yang tidak membutuhkan kecerdasan dagang. Sebelum ayahnya meninggal Oei Tiong Ham telah sukses dan memiliki kekayaan sendiri sehingga ia tidak merasa keberatan kekayaan ayahnya lebih banyak jatuh kepada saudaranya yang lain tetapi ia tetap mengambil tanggung jawab meneruskan Kian Gwan yang akhirnya berubah nama menjadi Oei Tiong Ham Concern. Oei Tiong Ham Concern semakin sukses dan berkembang diberbagai bidang, yaitu gula, kopi, lada, tepung tapioka, karet, biji kapuk dan lain sebagainya.






Karena pesatnya Oei Tiong Ham Concern membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia bahkan sampai luar negeri. Di Indonesia Surabaya, Cirebon, Jogja, Solo, Palembang, Makasar, Manado, Bandung, Malang, Medan dan Pontianak. Pada tahun 1910 kota London merupakan pusat perdagangan dunia sehingga Oei Tiong Ham Concern dibuka disana da kemudian tahun 1914 diperlukan cabang lainnya yaitu dibukalah di Singapura. Kegiatan dari cabang Singapura ini terutama merupakan penjuala gula dari jawa, disampingya terdapat hasil bumi yang lain seperti kopi, lada, Lombok, kacang tanah, biji sesam dan lainnya, serta mengeksport kembali dari perdagangan seperti beras, karung goni, gambir dan lainnya. Setelah itu berlanjutlah pembukaan di negara-negara lain, seperti India, Thailand.






Saat sudah berusia 40 tahun Oei Tiong Ham teringat kembali angan-angannya pada usia 28 tahun yaitu memiliki pabrik gula sendiri. Sehingga dimulailah dengan pembelian 5 pabrik gula di berbagai tempat. Saat sudah semakin sukses Oei Tiong Ham membangun pabrik kembali usaha di bidang Alkohol tetapi berbeda dengan usaha-usaha lainnya yaitu di dalam Indonesia, kali ini Oei Tiong Ham membangunnya di Shanghai yaitu negera leluhurnya. Setelah 100 tahun berkembang pesat mulailah terjadi kemerosotan akibat aturan dari penjanjahan Belanda saat itu yaitu aturan dalam menjalankan usaha bagi keturunan Tionghoa sehingga menghambat perdagagang Oei Tiong Ham Concern sehingga naik turunlah perkembangan penjualan tersebut hingga akhirnya diteruskan oleh anak-anak Oei Tiong Ham hingga saat ini.






Pada saat Oei Tiong Ham wafat di mulailah pembagian harta-harta warisan yang sangat banyak tetapi ternyata sebelum dirinya wafat seorang Oei Tiong Ham sudah mengatur harta-harta itu seberapa besar akan jatuh kepada anak-anak dan gundiknya sehingga harapan Oei Tiong Ham bahwa tidak akan ada perebutan harta warisan, tetapi sangat disayangkan sekali harapan seorang raja gula untuk keluarganya ini tidak pernah terjadi karena setelah pembagiaan warisan ini banyak anak-anaknya Oei Tiong Ham beserta gundiknya tidak merasa adil sehingga Oei Hui Lan sebagai anak dari istri sah Oei Tiong Ham merasa terbebani. Yang anak-anaknya Oei Tiong Ham tidak tahu adalah seberapa sulitnya ayah mereka mencari semua itu hingga bagaimana mempertahankannya karena bila salah tindak Oei Tiong Ham harta-harta itu hanya akan menjadi miliki negara saja.






Kutipan tulisan dari James Michener, seorang penulis scenario Hollywood dan salah satu sahabat baik dari putra bungsu raja gula Oei Tiong Ham, “Oei Tiong Hamadalah seorang Tionghoa pertama di jawa yang memoting kuncirnya, ia telah diberi gelar Mayor, ia telah membantu menjadikan pulau jawa sebagai salah satu dari kepulauan yang makmur di Pacific dan ia telah melindungi kerajaannya sampai ia meninggal dunia, sebuah dunia dikelilingi oleh 8 bintang dan didalamnya adalah kedelapan putra saya”






Bagi yang suka membaca buku tentang genre seperti ini sangat cocok sekali dibaca karena di buku ini kita bisa belajar bagaimana menjadi sukses dari titik nol tanpa pengetehauan apapun, bagaimana menangani masalah saat terjadi kesulitan dalam berdagang, bagaimana menilai orang lain dalam hal berdagang, dan yang paling penting kita akan tahu bagaimana menghargai arti sebuah keluarga dengan masalah-masalahnya sendiri di dalamnya.


Rating

Note : Ini hanya rating yang kami berikan yah, Rating bisa naik atau turun yah. Selamat membaca yah ☺❤

Note :Gambar-gambar di ambil dari buku novel aslinya yahh ☺❤


No comments:

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();

°°°

°°°

°°°

°°°

SoraBook

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi ermentum.Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi fermentum.




°°°

°°°

°°°

°°°