°°°𝗥𝗲𝘃𝗶𝗲𝘄°°° °𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗣𝘀𝗶𝗸𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶° °𝗥𝗲𝘃𝗶𝗲𝘄°𝗕𝘂𝗸𝘂 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹° °𝗦𝗶𝗻𝗼𝗽𝘀𝗶𝘀°𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗛𝗼𝗿𝗼𝗿,𝗱𝗹𝗹° °𝗦𝗶𝗻𝗼𝗽𝘀𝗶𝘀°𝗗𝗿𝗮𝗺𝗮 𝗖𝗵𝗶𝗻𝗮➡️𝗞𝗼𝗿𝗲𝗮➡️𝗧𝗵𝗮𝗶𝗹𝗮𝗻𝗱° °°°𝗞𝗹𝗶𝗸 𝗹𝗶𝗻𝗸 𝗱𝗶𝗯𝗮𝘄𝗮𝗵 𝗶𝗻𝗶°°°

Responsive Advertisement

°°°

°°°
Powered By Blogger

November 10, 2021

Kisah Tragis Queeny Chang (Putri Orang Terkaya Di Indonesia Asal Medan)-True Story


 

Penulis                         : Agnes Danovar

Jumlah Halaman         : 258 Halaman



Agnes Danovar

Sinopsis Buku

Queeny Chang atau Tjong Foek Yin lahir pada tahun 1896 adalah putri dari Tjong A Fie, orang terkaya di Indonesia asal Medan. Dalam buku ini, Queeny Chang berkisah tentang perjuangan hidupnya sebagai putri orang kaya serta perjalanan hidup sang ayah dari pemuda miskin kemudian menjadi kaya raya setelah merantau dari daratan China ke tanah Sumatra dengan hanya bermodalkan uang 10 sen.

Walau hidup sebagai hartawan, Ayahnya dikenal sebagai sosok dermawan yang masih di kenang masyarakat luas se-Sumatra hingga tanah Melayu karena kebajikan yang ia berikan tanpa mengenal suku, etnis dan agama. Seperti acara pesta yang pasti usai, Tjong A Fie meninggal secara mendadak dan Queeny menyaksikan bagaimana sejarah bagi mereka yang mengenangnya hingga saat ini.




Kutipan Didalam Buku

“Tidak ada yang bisa mengembalikan indahnya masa lalu walau terkadang air mata mengharapkan kenangan itu kembali di masa depan”




Review Buku

Queeny Chang bernama asli Tjong Foek Yin adalah anak perempuan pertama dari seorang pengusaha sukses yang bernama Tjong A Fie. Tjong A Fie adalah seorang perantau dari negeri China. Agnes Danovar membawa kita sebagai pembaca ke suasana kota Medan pada tahun 1896 dengan gambaran kota Medan dan lainnya dengan sangat jelas. Meskipun Queeny Chang lahir dari seorang ayah yang memiliki kesuksesan luar biasa tetapi ia tumbuh dengan sederhana, Queeny Chang kecil bahkan tidak mengetahui bahwa ayahnya adalah orang yang memiliki harta berlimpah. Meski sederhana keluarga Queeny Chang tidak pernah bersikap sombong sehingga ayahnya Queeny Chang disebut sebagai orang yang dermawan oleh semua orang di kota Medan.



Ibunya Queeny Chang (Lim Koei Yap) adalah seorang wanita yang sangat mementingkan dunia pendidikan sehingga ia selalu menginginkan anak-anaknya bersekolah setinggi mungkin, hal yang sulit didapatkan pada zaman itu bagi seorang perempuan. Karena pergaulan ayah dan ibunya pada orang-orang penting masa itu, Queeny Chang akhirnya bisa bersekolah di sekolah Belanda dan hal ini mengharuskan Queeny Chang berpakaian dan berbahasa Belanda. Dari sinilah cikal bakal seorang Queeny Chang fasih berbahasa Belanda dan memiliki banyak teman-teman Belanda.



Setelah lulus dari sekolah Belanda usia Queeny Chang sudah pantas untuk menikah sehingga ayah dan ibunya tidak pernah membahas lagi tentang pendidikan tinggi yang mereka inginkan, tetapi mereka menyiapkan Queeny Chang untuk menjadi seorang istri karena sebenarnya tanpa sepengetahuan putrinya tersebut perjodohan dan pertunangan sedang berjalan. Queeny Chang dijodohkan sejak mereka kecil oleh kedua orang tua mereka, pria itu berasal dari China Daratan yang memiliki bahasa Hokkian dan bahasa Inggris. Sehingga Queeny Chang mulai belajar kedua Bahasa itu agar dapat berkomunikasi dengan baik.



Setelah menikah Queeny Chang harus ikut pulang ke rumah suaminya di China Daratan, meski perjalanan yang sangat jauh suaminya tetap menjaga dan bersikap baik kepada istrinya (Queeny Chang). Sesampainya di rumah sang suami Queeny Chang langsung di sambut dengan perayaan pernikahan sesuai tradisi suami dan keluarganya dengan sangat meriah. Setelah selesai melakukan acara pernikahan Queeny Chang harus terbiasa tentang cara berpakaian dan bahasa mereka dan lama kelamaan berkomunikasi akhirnya menjadi terbiasa.



Setelah setahun tinggal di China Daratan, suami Queeny Chang mencoba mencari peluang bisnis ke kota asal Queeny Chang, yaitu Medan. Bahagianya Queeny Chang karena bisa kembali lagi ke keluarga yang sangat dirindukan. Disana suaminya mulai bekerja kepada ayahnya Queeny Chang sebagai manajer bank dan hal ini tidak di sia-siakan karena terlihat dari hasil kerjanya yang sangat baik. Karena saran dari beberapa orang, suami Queeny Chang membangun bank sendiri dengan nama Bank Kong Siong meski sudah diperingati oleh istrinya bahwa saat itu bukan saat yang tepat untuk memulai suatu usaha di bidang perbankan tetapi suaminya tetap memulainya tanpa mendengarkan saran dari sang istri dan benar saja bank tersebut tidak bertahan lama dan bangkrut.



Kebangkrutan bank Kong Siong diikuti oleh krisis ekonomi yang melanda negara Eropa dan negara-negara lainnya akibat perang dunia pertama sehingga juga berdampak kepada bisnis ayahnya Queeny Chang, hingga tahun 1920 datang krisis ini dapat dilewati dengan susah payah oleh ayahnya Queeny Chang. Karena faktor usia ayahnya Queeny Chang meninggal dunia, prosesi pemakamannya dikuti oleh banyak orang yang berkumpul dijalan untuk mendoakan pria yang terkenal dengan sifat baik dan dermawannya itu. Sebelum meninggal ayahnya Queeny Chang sudah membagi harta warisan untuk istrinya dan anak perempuan tersayangnya tersebut (Queeny Chang). Hanya satu hal yang belum ia lakukan, yaitu pergi berlibur ke Eropa dengan semua keluarganya.



Setelah ditinggal selamanya oleh ayah tersayangnya Queeny Chang dan ibunya mulai memutar otak bagaimana menjalankan semua usaha ayahnya agar tidak bangkrut tetapi diluar dugaan mereka datanglah masa penjajahan Jepang yang mengusir semua orang-orang Belanda, Penjajah Jepang mulai merebut perkebunan dan hal lainnya milik keluarga Queeny Chang yang dianggap berharga sehingga mereka mengalami masa-masa sulit. Setelah itu muncullah masa kemerdekaan untuk Indonesia tetapi masa kejayaan dan kebangkitan ayahnya Queeny Chang sebagai pengusaha sukses harus ditelan mentah-mentah karena order lama yang di pimpin oleh Soeharto membatasi mereka etnis China untuk melakukan usaha apapun.



Buku novel ini membawa kita kedalam kehidupan seorang perempuan yang lahir di keluarga kaya dan bahagia. Ayahnya Queeny Chang (Tjong A Fie) adalah seorang pria pekerja keras dan dikenal sangat dermawan kepada semua orang tanpa mengenal etnis mereka. Ibunya Queeny Chang (Lim Koei Yap) merupakan seorang wanita yang berpandangan jauh ke depan tentang pendidikan, pintar bersosialisasi dan sangat sederhana. Kebahagian seorang Queeny Chang dapat kita rasakan di dalam buku ini. Selainnya itu di buku ini kita juga dibawa kedalam perasaan sedih, semangat apa yang terjadi di sana. Kita juga dapat pelajaran bahwa kebahagian tidak selalu tentang harta yang banyak, berbuat baik tidak harus memandang etnis tertentu dan kerja keras tidak akan membuat kita rugi. Bagi kalian yang suka dengan yang berdasarkan kisah nyata kehidupan inilah buku rekomendasi yang tepat untuk dibaca. 

“Kita tidak boleh melupakan masa lalu yang mengajari kita bagaimana bertahan terhadap segala keadaan yang membuat kita bisa bertahan hingga menuju masa depan. Agar kita bisa hidup sebagai pribadi yang baik, maka lakukanlah hal-hal yang baik tanpa harus dengan tindakan  dan perilaku tapi cukup ciptakalah kebaikan bagi mereka yang mengenang kita dalam kehidupan sebagai sejarah”


Rating

Note : Ini hanya rating yang kami berikan yah, Rating bisa naik atau turun yah. Selamat membaca yah ☺❤

Note :Gambar-gambar di ambil dari buku novel aslinya yahh ☺❤


No comments:

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();

°°°

°°°

°°°

°°°

SoraBook

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi ermentum.Vestibulum rhoncus vehicula tortor, vel cursus elit. Donec nec nisl felis. Pellentesque ultrices sem sit amet eros interdum, id elementum nisi fermentum.




°°°

°°°

°°°

°°°