Penulis :
Agnes Davonar
Jumlah Halaman : 235
Pada tahun 2007, majalah
Forbes merilis bahwa Nona Wang asal Hongkong adalah orang terkaya ke-204 di
dunia dengan harta senilai USD 4,2 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan
melebihi kekayaan ratu Inggris sekaligus menempatkannya sebagai perempuan
terkaya di Asia. Meski bergelimang harta, Nina Wang mengaku tidak punya waktu
untuk menghabiskan kekayaannya. Bahkan untuk makan dia memilih hanya memesan
makanan cepat saji. Ia dikenal sebagai perempuan pelit dan kikir karena hanya
menggunakan tak lebih dari USD 500 per bulan atau setara dengan gaji pembantu
pribadinya.
Kisah hidupnya sendiri begitu
tragis bak telenovela dimulai dari kehidupan kecilnya yang miskin, kasus
penculikan suaminya yang berakhir dengan kematian sampai perebutan warisan
bersama ayah mertua sepanjang hidupnya hingga ia meninggal karena kanker. Lalu
pertanyaannya? Apakah Nina Wang bahagia dengan kehidupannya? Bagaimana nasib
harta warisan janda tanpa anak ini setelah ia meninngal? Sebuah kisah inspirasi
yang akan membuat anda menemukan jawabannya.
Kutipan Didalam Buku
“Bila kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki dalam hidup, maka kita tidak akan pernah bisa menjadi pribadi yang bahagia”
Mungkin
sudah ada yang pernah mendengar atau bahkan membaca majalah Forbes yang saat
itu sedang menyoroti seorang tokoh yang di klaim sebagai perempuan terkaya di
Asia. Perempuan ini adalah Nina Wang yang bernama asli Kung Yu Sum. Agnes
Davonar membawa kita sebagai pembaca kepada kisah hidup yang dimulai pada tahun
1937. Nina Wang adalah seorang perempuan yang
berasal dari pinggiran desa Zhejiang kota kecil Wenzhou, Shanghai. Nina Wang
lahir dari keluarga yang sederhana sehingga ia belajar hidup sulit dari masa
kecil, meski ia harus hidup dengan sederhana tetapi kedua orang tua Nina Wang
memiliki pemikiran pendidikan adalah penting meski Nina Wang adalah seorang
anak perempuan. Tidak dipungkiri pada zaman itu perempuan mengalami kesulitan
untuk bersekolah karena negara China sedang mengalami pergolakan politik yang
hebat serta masa penjajahan jepang.
Setelah
kelahiran adik laki-lakinya Nina Wang dan keluarganya pindah ke kota sehingga
bisa berdagang lebih baik lagi. Nina Wang mulai bersekolah di tempat baru dan
ia berkenalan dengan seorang anak laki-laki yang bernama Teddy Wang (Nama asli
: Wang The Huei), awal pertemuan dan kisah mereka terus berlanjut bak seperti
kehidupan di telenovela yang biasa di tayangkan di televisi, Diawali dengan
pertengkaran, perdamaian, persahabatan dan cinta pertama. Teddy Wang yang
membuat ciri khas pada seorang Nina Wang kecil hingga dewasa, yaitu kepang dua
karena bagi seorang Teddy Wang perempuan cantik itu adalah perempuan yang
berkepang dua.
Karena
masa penjajahan Jepang ke China mulai membuat cemasnya pengusaha yang mempunyai
usaha di sana dan hal ini termasuk menganggu keluarga Teddy Wang, akhirnya
keluarga Teddy Wang memutuskan untuk pindah ke Hongkong dan hal ini yang
membuat seorang Nina Wang kecil merasa sedih karena cinta pertamanya harus
pergi jauh darinya meski Teddy Wang yang berjanji akan kembali kepada dirinya
lagi. Setelah perpisahan yang cukup panjang dan bertahun-tahun Teddy Wang
menuliskan surat kepada Nina Wang yang memberikan informasi bahwa ia masih
menunggu sahabat kecilnya itu, yaitu Nina Wang.
Saat
selesai berkuliah Nina Wang menerima pekerjaan di Hongkong, ia berharap bisa
mengubah masa depan dirinya dan keluarganya terutama lagi ia bisa bertemu
dengan cinta pertamanya, yaitu Teddy Wang meski ia takut kalau saja Teddy Wang
sudah menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan perempuan lain.
Di Hongkong Nina Wang memiliki sahabat yang bernama Meilan, Meilan merasa
bingung kepada Nina Wang mengapa ia hidup begitu irit dan setelah
mendengarkankan penjelasan akhirnya ia mengerti. Suatu ketika Meilan mengajak
Nina Wang untuk menonton film di bioskop, awalnya Nina Wang menolak karena
harga tiketnya yang cukup mahal tetapi akhirnya ia menerimanya karena penasaran
bagaimana menonton film di bioskop Hongkong.
Setelah
selesai menonton film, saat Nina Wang menunggu Meilan kembali ada seorang
laki-laki yang mendekatinya dan memanggil namanya dan Nina Wang yakin laki-laki
itu adalah Teddy Wang. Karena pertemuan pertamanya itu Teddy Wang mulai datang
ke tempat kerja Nina Wang untuk mengajaknya makan dan berbicang tentang masa
kecilnya. Setelah pertemuan kesekian kalinya Teddy Wang mengajak Nina Wang
untuk datang ke acara ulang tahun ayahnya Teddy Wang (Wang Din Shing),
disanalah Teddy Wang melamar Nina Wang untuk menikah. Nina Wang yang merasa
tidak percaya diri karena ia berasal dari keluarga miskin sedangkan Teddy Wang
adalah orang kaya yang terpandang di Hongkong. Saat kesulitan ini sahabatnya
Meilan datang untuk memberi nasehat dan dukungan agar Nina Wang menerima
lamaran tersebut saja karena perasaan cinta tidak memandang status seseorang
apakah miskin ataupun kaya raya.
Perayaan
pernikahan Nina Wang dan Teddy Wang dilaksanakan di dua kota, Kota Hongkong
bersama keluarga suaminya (Teddy Wang) dengan sangat meriah dan Kota Shanghai
bersama keluarga Nina Wang dengan sederhana karena pada saat itu pemerintah
China melarang melakukan perayaan dengan meriah. Saat kembali ke Hongkong Nina
Wang langsung memberikan surat pemberhentian dirinya kepada bosnya dan diterima
dengan sedih oleh bosnya juga sahabatnya (Meilan). Seperti pasangan suami istri
lainnya mereka juga melakukan bulan madu selama satu bulan penuh ke Eropa
(Inggris, Perancis, Belanda dan Swiss). Saat kembali ke Hongkong Nina Wang
tinggal di rumah besar dan mewah dari suaminya. Mereka bekerja sama untuk
membangun perusahaan yang bernama Chinachem yang bergerak di bidang property,
setelah beberapa saat usaha mereka ini maju sangat pesat sehingga suaminya Nina
Wang semakin sibuk dengan pekerjaannya.
Karena
kesibukan suaminya akhirnya Nina Wang mencoba semakin membantu sang suami tapi
tanpa ia sadari ada penyakit yang bersarang di perutnya. Setelah kesakitan yang
Nina Wang rasakan akhirnya sang suaminya membawa dirinya ke ruma sakit, betapa
kagetnya mereka berdua saat mendengarkan vonis dari dokter bahwa Nina Wang
harus melakukan operasi pengangkatan indung telur yang di sebelah kiri karena
sudah terinfeksi. Betapa sedih dirinya (Nina Wang) bahwa semakin kecilnya
kesempatan ia bisa memberikan keturunan kepada suaminya. Sang ayah mertua (Wang
Din Shing) meminta kepada sang anak (Teddy Wang) untuk menikah lagi tetapi
langsung ditolak karena bagi Teddy Wang “Satu kehidupan satu cinta”.
Saat
fokus ke perusahaan property, Nina Wang dan Teddy Wang mengetahui kehidupan di
Hongkong selalu penuh dengan dunia gelap, dunia kejam dan dunia yang tidak
pernah tidur bagi mereka yang mampu memiliki kekuasaan dan uang untuk
menikmatinya. Ketika itu pula Teddy Wang mendapatkan tawaran dari pemerintah
untuk membangun beberapa kawasan di daerah Kowloon yang terkenal semerawut
karena dikenal dengan banyaknya mafia perjudian dan geng-geng hitam yang
menguasai tempat itu sebagai tempat persembunyian mereka. Nina Wang sangat cemas
akan hal ini tetapi sang suami mengatakan bahwa inilah kesempatan terbesar
untuk membuat bisnisnya berjalan. Entah bagaimana pembangunan di kawasan ini
berhasil dan beberapa tahun kemudian kawasan Kowloon berkembang karena
bisnisnya dan tempat tinggal terpadu yang sangat strategis. Seiring pesat dan
majunya usaha property sang suami akhirnya tanpa ia sadari banyak orang yang
membenci cara suami Nina Wang berbisnis.
Kejadian
yang menakutkan bagi Nina Wang akhirnya terjadi kepada suaminya, yaitu
penculikan. Sang suami (Teddy Wang) di culik oleh mafia hitam Hongkong dari mobilnya,
anjing tersayangnya di tembak mati di tempat dan sang supir ditendang keluar
dari mobil tersebut. Saat mencari tahu keberadaan sang suami bersama polisi dan
sang ayah mertua, Nina Wang mendapat telepon dari sang penculik dan mereka
meminta tebusan 11 juta dolar kepada Nina Wang. Setelah mereka mendapatkan
hasil uang dari kejahatan ini mereka meletakan suami Nina Wang di dalam peti
mati, saat sampai di lokasi betapa kagetnya mereka melihat kondisi suami Nina
Wang yang mengalami shock dan ketakutan. Nina Wang membawa suaminya ke Amerika
untuk berobat dan menenangkan diri, setelah 2 tahun Nina Wang dan suami yang
sudah pulih kembali memutuskan untuk kembali ke Hongkong untuk melanjutkan
usaha property mereka.
Delapan
tahun setelah penculikan pertama hal yang sama terjadi lagi, yaitu suami Nina
Wang di culik lagi tetapi dengan penculik yang berbeda dan kali ini ia meminta
uang tebusan yang lebih besar lagi 35juta dolar dalam 12 jam bila tidak suami
Nina Wang akan dilempar kelaut. Nina Wang berharap kejadian penculikan tersebut
sama dengan penculikan pertama, yaitu setelah menyerahkan uang tebusan suaminya
akan dilepaskan tetapi takdir menuliskan sesuatu yang lain. Suami tercintanya
tidak pernah kembali ke rumah dengan selamat bahkan jasadnya pun tidak pernah
terlihat lagi. Kenyataan pahit ini membuat Nina Wang depresi karena setelah
mentransfer uang tebusan penculik tersebut bagaikan hilang ditelan bumi tanpa
kabar dan pemberitahuan sama sekali. Tetapi Nina Wang selalu yakin bahwa suami
tercintanya masih hidup di suatu tempat.
Saat
depresi ini ia rasakan Nina Wang mencoba untuk pergi menghibur diri ke Amerika
tetapi keyakinan dan harapan kepada sang suami yang kembali pulang tidak pernah
pupus hingga akhir hayatnya. Setelah merasakan dirinya sudah bisa menjalankan
perusahaan yang ditinggalkan sang suami Nina Wang kembali ke Hongkong tetapi ia
mendapati ayah mertua yang ia percayai untuk mengelola perusahaan itu malah
menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi dirinya dan
selingkuhannya sehingga Nina Wang memberlakukan pembatasan uang kepada sang
ayah mertua, tetapi hal ini membuat ayah mertuanya marah dan mulai menyebarkan
gosip negatif tentang Nina Wang.
Ayah
mertua Nina Wang tidak terima bila semua
harta anaknya (Teddy Wang) dikelola dan jatuh kepada istrinya (Nina Wang ).
Dimulailah sengketa warisan peninggalan Teddy Wang antara Nina Wang dan ayah
mertuanya, setelah panjangnya proses dimenangkan oleh Nina Wang. Saat itu Nina
Wang mengenal Tony Chan seorang lelaki yang mengklaim dirinya bisa memberikan
Feng Shui yang tepat kepada Nina Wang agar usahanya menjadi semakin sukses.
Tidak lama setelah kejadian tersebut Nina Wang dinyatakan mengidap kangker
ovarium stadium tiga, Tony Chan tetap mendampinginya dan menghibur Nina Wang.
Setelah Nina Wang meninggal dunia tahun 2007 warisan yang ia tinggalkan malah
diperebutkan dan diklaim dimiliki oleh salah satu dari keluarga Nina Wang dan
Tony Chan.
Kutipan
Pendapat dari Nina Wang :
“
Memiliki harta dan kekayaan tak terbatas bukanlah kebahagian sejati,
kebahagiaan adalah disaat kita benar-benar tidak kehilangan siapapun yang kita
miliki. Kita bisa puas dengan apa yang kita kenakan dan kemewahan yang kita
dapatkan akan tetapi tanpa orang yang kita sayangi semua akan menjadi sia-sia”
Buku
novel kisah nyata ini sungguh membuat kita pembaca memasukan dunia Nina Wang
yang bagaikan kisah telenovela di televisi.kita sebagai pembaca juga bisa
merasakan krisis dan kesengsaraan dari sebuah penjajahan Jepang pada saat itu.
Di sini kita dapat belajar bahwa saat kehidupan sesulit apapun bisa berubah
menjadi lebih baik bila kita mau berusaha, keyakinan pada suatu hal tidak akan
membuat diri kita menjadi rugi, diam saat seseorang menjatuhkan dirimu bukan
berarti salah tetapi kebenaran akan selalu terbukti benar, cinta dan kesetian
adalah pedoman dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Bagi kalian yang suka
membaca buku seperti ini adalah pilihan yang tepat karena dapat memberikan
motivasi dalam kehidupan.
Seperti
pepatah China yang tak pernah habis terucap :
“Semakin
tinggi kamu melompat maka semakin cepat kamu terjatuh, Semakin kamu menjadi
seseorang dalam kehidupan maka semakin sulit kamu menjadi diri kamu sendiri”
Rating
Note : Ini hanya rating yang kami berikan yah, Rating bisa naik atau turun yah. Selamat membaca yah ☺❤ Note :Gambar-gambar di ambil dari buku novel aslinya yahh ☺❤ |
No comments:
Post a Comment