Tahun : 2008
Sutradara : Youngyooth Thongkonthun, Banjong Pisanthanakun,
Parkpoom Wongpoom, Paween Purijitpanya
Produser : Jira Maligool
Penulis Skenario : Youngyooth Thongkonthun, Banjong Pisanthanakun
Parkpoom Wongpoom, Paween Purikitpanya, Eakasit Thairatana
Genres : Horor Film
Durasi : 240
Menit
Negara : Thailand
Distributor : GMM Tai Hub
Nama Pemain
Laila Boonyasak
Maneerat Kham-uan
Apinya Sakuljaroensuk
Sinopsis
Film horor Thailand yang terbagi atas empat segmen yang
masing-masing segmen.
1. Kebahagiaan/Kesendirian (Judul
asli - Ngao/Loneliness; Sutradara: Youngyooth Thongkonthun)
Pin
adalah seorang gadis muda yang tinggal sendirian di apartemennya. Kecelakaan
yang menyebabkan kakinya harus digips sukses menyabotase kesehariannya, dan
membuatnya terus berada di kamarnya. Kesehariannya hanya melihat internet dan
kirim sms dengan temannya, sampai suatu ketika ada sebuah sms dari nomor tak
dikenal yang ingin kenalan dengan Pin. Awalnya Pin merasa sangsi, tetapi karena
ia benar-benar tidak ada pekerjaan, ia akhirnya melayani pengirim itu. Pin pun
senang ketika tahu bahwa pengirim sms itu adalah seorang pria.
Keseharian Pin berubah menjadi lebih ceria, karena pria itu
membalas sms-sms Pin cepat sekali, tidak seperti teman-temannya. Sesuai judul
segmen ini, Pin akan merasa bahagia jika sms-nya langsung direspon, tetapi
sangat kesepian kalau sms-nya tak kunjung direspon. Pria itu pun minta Pin
mengirimkan fotonya, dan Pin meminta sebaliknya. Setelah mengirimkan fotonya,
Pin dikejutkan karena pria tadi hanya mengirimkan kembali foto yang Pin
kirimkan padanya. Pin merasa si pria mempermainkannya, sampai pria itu meminta
Pin untuk melihat lebih jelas di fotonya, dan ketika dilihat, terlihatlah
siluet seorang pria sedang ikut berfoto dengan Pin.
2.Mata
Ganti Mata (Judul Asli - Yan Sang
Tai/Deadly Charm; Sutradara: Paween Purikitpanya)
Pink
adalah siswi SMU yang juga anggota dari geng sekolah yang paling berkuasa.
Suatu hari, gengnya kecuali Pink dan Chieko, anggota lain, dilaporkan oleh
seorang siswa nerd bernama Ngid karena ketahuan sedang menghisap ganja. Ngid
pun dihajar habis-habisan oleh geng itu. Beberapa hari setelah malam
"penghajaran" Ngid, ia kembali kehadapan geng itu, dengan membawa
buku yang jika sebuah gambar dilihat, yang melihatnya akan segera mati. Geng
itu kembali menangkap Ngid, tetapi Chieko melihat gambar itu dan terjatuh
kederetan besi tajam yang melubangi lehernya. Pemimpin geng yang marah karena
Chieko terluka pun mendorong Ngid dan secara tidak sengaja membuatnya melihat
gambar itu sendiri. Ngid pun ketakutan karena ia sekarang terkena kutukan, dan
karena tidak hati-hati ia pun terjatuh dari jendela dan tertusuk tiang bendera
di luar.
Di saat siswa-siswi lain sibuk dengan mayat Ngid, geng itu
pun membawa Chieko keapartemennya, tetapi terlambat. Geng itu pun sedih karena
salah satu anggotanya meninggal, tetapi salah satu anggota lain melihat kertas
yang menyebabkan kutukan itu, dan ia pun meninggal karena tertimpa AC dan
meledak. Baling-baling AC pun melayang dan menebas salah satu kepala anggota
lain. Kertas itu pun sekarang didapatkan oleh ketua geng, dan ia pun meninggal
karena terjatuh dari apartemen. Sekarang tersisa Pink sendirian. Ia pun
berusaha untuk tidak melihat kertas itu, tetapi arwah Ngid tetap berusaha
memaksanya. Akhirnya, Pink berhasil diselamatkan polisi sebelum melihat kertas
itu.
3.Orang
di Tengah (Judul asli - Kon
Klang/Person or Persons Unknown; Sutradara: Banjong Pisanthanakun)
Aey,
Puak, Shin dan Ter adalah pemuda yang menyukai rafting. Sebelum tidur, mereka
saling bercerita dan mengejek, tetapi salah satu di antaranya, Aey, bercanda
bahwa jika ia mati di sana, ia akan mengajak orang yang tidur di tengah untuk
tidur bersamanya. Keesokan harinya, ketika sedang bermain arung jeram, karena
kebodohan Puak yang berdiri di atas kapal, kapal mereka pun sukses terbalik dan
menjatuhkan semua penumpangnya. Aey, Puak dan Shin berhasil sampai ketepian,
tetapi Ter masih tenggelam. Aey pun berinisiatif menolongnya, tetapi ketika Ter
sampai ketepian, Aey sudah tidak terlihat lagi.
Malamnya
ketika akan tidur, Ter pun teringat terhadap candaan Aey malam sebelumnya, yang
diikuti dengan persetujuan dari Shin. Puak yang awalnya tidak peduli, akhirnya
memutuskan bahwa mereka akan tidur dengan posisi segitiga agar tak ada yang
tidur di tengah. Belum tertidur lama, sesuatu datang ketenda mereka. Grup itu
ketakutan sebelum menyadari bahwa sesuatu itu adalah Aey. Mereka pun dengan
lega bisa melanjutkan rafting, tetapi Shin dan Ter menyadari keanehan Aey yang
diam saja sejak kembali. Mereka membangunkan Puak dan berdiskusi di luar,
tetapi saat kembali ketenda, Aey yang tadinya tidur sudah tidak ada di sana.
4.Penerbangan
224 (Judul asli - Teaw Bin 224/Flight 224;
Sutradara: Parkpoom Wongpoon)
Pim,
seorang pramugari dikejutkan bahwa ia harus mengudara pada hari liburnya untuk
menjemput seorang putri dari kerajaan Vanistan, Sophia. Awalnya ia akan berdua
dengan temannya, Tui, tetapi Tui sedang ada masalah dan Pim pun sendirian
bersama putri Sophia di pesawat itu. Suami putri Sophia, pangeran Albert sudah
terlebih dahulu berada di Thailand. Selama di pesawat, putri Sophia bertindak
semena-mena pada Pim, mulai dari menjatuhkan kopi panas ketangan Pim sampai
menceritakan bagaimana hukuman bagi yang berselingkuh di kerajaannya, yaitu
wanita itu akan disiksa, dan sebelum meninggal, ia harus berlutut pada istri
dari pria yang diselingkuhinya untuk minta ampun. Pim pun berniat balas dendam,
yaitu kopi yang baru dibuatnya ia aduk dengan hak sepatunya. Namun sialnya,
putri Sophia tidak ingin lagi minum kopi.
Putri
Sophia pun sadar bahwa Pim memakai cincin yang sama dengannya, cincin yang
diberikan pangeran Albert. Setelah menginjak cincin itu, Pim pun pergi
kebelakang dan menelepon kapten pesawat dengan harapan ia bisa mengerjakan
sesuatu daripada hanya disuruh dengan semena-mena oleh putri itu. Sayang, sang
kapten tidak membutuhkan apa-apa. Ketika waktu makan siang, Pim pun menyediakan
makan siang untuk putri Sophia, tetapi ia menolaknya. Putri Sophia tidak
kehilangan akal untuk menyusahkan Pim, ia meminta makan siang Pim untuk
dimakannya. Pim lalu membuka makan siangnya, yaitu mi dengan sayur dan udang,
tetapi ternyata putri Sophia punya alergi terhadap udang. Pim sempat tidak
ingin menyediakan makanan itu, tetapi ketika putri Sophia terus menerus
memanggilnya, ia pun menyingkirkan udang-udangnya dan menyediakan mienya saja
untuk putri Sophia.
No comments:
Post a Comment